Construction of a polymer bridge in York, Me. (foto : NYTimes)
MAINE - Kota York di Maine, Amerika Serikat, memasang sebuah jembatan yang bisa mengantarkan orang pada masa depan yang lebih baik. Penyebabnya adalah bahan pembuatan jembatan itu yang dinilai ramah lingkungan, yaitu plastik daur ulang.
Selama ini, botol plastik menjadi masalah bagi tempat pembuangan sampah, karena sifatnya yang tidak dapat diurai. Maka, demi menemukan kegunaan alternatif dari bahan yang kuat dan liat terrsebut, beberapa perusahaan manufaktur telah melelehkannya menjadi sebuah papan untuk lantai rumah pantai, atau memintalnya menjadi bahan pakaian.
Seperti diwartakan NewYorkTimes, Senin (5/12/2011), Axion International, sebuah perusahaan yang berbasis di New Jersey telah mengembangkan proses pembuatan bahan bangunan baru. Bahan bangunan ini dinilai cukup kuat untuk menggantikan baja dan beton, tetapi terbuat dari bekas wadah deterjen dan karton susu.
Bahan tersebut, sebuah polimer plastik yang berasal dari parutan plastik keras yang dicampur dengan sedikit fiberglass, merupakan hasil dari pengembangan yang dilakukan oleh Thomas Nosker, Professor of Engineering di Rutgers.
Steven Silverman, President and Chief Executive Axion mengatakan proses pembuatannya sangat bersih, yaitu menggunakan listrik untuk memanaskan bahan dan dilakukan tanpa bahan kimia tambahan yang biasanya digunakan dalam daur ulang plastik. Polimer yang dihasilkan dari proses tersebut dapat dikeluarkan dalam bentuk apapun.
Mengubah plastik menjadi jembatan adalah salah satu indikasi pendewasaan industri daur ulang. Perkembangan industri ini selanjutnya diharapkan akan menjadi sumbangan berguna terhadap pengurangan polusi dan pemanasan global, yang sedang menjadi masalah utama berbagai negara.
Selama ini, botol plastik menjadi masalah bagi tempat pembuangan sampah, karena sifatnya yang tidak dapat diurai. Maka, demi menemukan kegunaan alternatif dari bahan yang kuat dan liat terrsebut, beberapa perusahaan manufaktur telah melelehkannya menjadi sebuah papan untuk lantai rumah pantai, atau memintalnya menjadi bahan pakaian.
Seperti diwartakan NewYorkTimes, Senin (5/12/2011), Axion International, sebuah perusahaan yang berbasis di New Jersey telah mengembangkan proses pembuatan bahan bangunan baru. Bahan bangunan ini dinilai cukup kuat untuk menggantikan baja dan beton, tetapi terbuat dari bekas wadah deterjen dan karton susu.
Bahan tersebut, sebuah polimer plastik yang berasal dari parutan plastik keras yang dicampur dengan sedikit fiberglass, merupakan hasil dari pengembangan yang dilakukan oleh Thomas Nosker, Professor of Engineering di Rutgers.
Steven Silverman, President and Chief Executive Axion mengatakan proses pembuatannya sangat bersih, yaitu menggunakan listrik untuk memanaskan bahan dan dilakukan tanpa bahan kimia tambahan yang biasanya digunakan dalam daur ulang plastik. Polimer yang dihasilkan dari proses tersebut dapat dikeluarkan dalam bentuk apapun.
Mengubah plastik menjadi jembatan adalah salah satu indikasi pendewasaan industri daur ulang. Perkembangan industri ini selanjutnya diharapkan akan menjadi sumbangan berguna terhadap pengurangan polusi dan pemanasan global, yang sedang menjadi masalah utama berbagai negara.
0 komentar:
Posting Komentar